Senin, 24 Februari 2014

Perintah Takut Kepada Allah

1. Barangsiapa takut kepada Allah, maka Allah menjadikan segala sesuatu takut kepadanya. Barangsiapa tidak takut kepada Allah, maka Allah menjadikannya takut kepada segala sesuatu. (HR. Al-Baihaqi)
 
2. Dua mata yang diharamkan dari api neraka, yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan mata yang menjaga serta mengawasi Islam dan umatnya dari (gangguan) kaum kafir. (HR. Bukhari)

3. Puncak kebijaksanaan ialah takut kepada Allah. Sebaik-baik yang tertanam dalam hati adalah keyakinan. Keragu-raguan (dalam beriman) termasuk kekufuran. Kepemudaan termasuk kelompok kegilaan (radikal). Orang bahagia adalah yang dapat mengambil pelajaran dari (peristiwa) orang lain, dan orang yang sengsara ialah yang sengsara sejak dalam kandungan ibunya. Tiap perkara yang akan datang adalah dekat. (HR. Al-Baihaqi)

ujian dan coba'an

1. Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah 'Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi)

2. Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa. (HR. Bukhari)

3. Sa'ad bin Abi Waqqash berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, "Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?" Nabi Saw menjawab, "Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamnya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Bukhari)

4. Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya maka dia diuji (dicoba dengan suatu musibah). (HR. Bukhari)

5. Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu. (HR. Ath-Thabrani)

6. Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya (kerendahan dirinya). (HR. Al-Baihaqi)

7. Apabila Aku menguji hambaKu dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar maka Aku ganti kedua matanya dengan surga. (HR. Ahmad)

8. Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. (HR. Bukhari)

9. Seorang mukmin meskipun dia masuk ke dalam lobang biawak, Allah akan menentukan baginya orang yang mengganggunya. (HR. Al Bazzaar)

10. Tidak semestinya seorang muslim menghina dirinya. Para sahabat bertanya, "Bagaimana menghina dirinya itu, ya Rasulullah?" Nabi Saw menjawab, "Melibatkan diri dalam ujian dan cobaan yang dia tak tahan menderitanya." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

11. Bukanlah dari (golongan) kami orang yang menampar-nampar pipinya dan merobek-robek bajunya apalagi berdoa dengan doa-doa jahiliyah. (HR. Bukhari)

Penjelasan:
Dilakukan pada saat kematian anggota keluarga pada jaman jahiliyah.

12. Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah). (HR. Ath-Thabrani)

13. Salah seorang dari mereka lebih senang mengalami ujian dan cobaan daripada seorang dari kamu (senang) menerima pemberian. (HR. Abu Ya'la)

14. Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan Allah kepadanya. Kalau dia ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya dan meluaskan pemberianNya. Kalau dia tidak ridho dengan pemberianNya maka Allah tidak akan memberinya berkah. (HR. Ahmad)

17. Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya. (HR. Ath-Thabrani)

15. Bencana yang paling payah ialah bila kamu membutuhkan apa yang ada di tangan orang lain dan kamu ditolak (pemberiannya). (HR. Ad-Dailami)

16. Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah. (HR. Al-Baihaqi)

membantu kesulitan sesama muslim

Dari Abu Hurairah rodhiallohu ‘anhu, Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa melepaskan seorang mukmin dari kesusahan hidup di dunia, niscaya Alloh akan melepaskan darinya kesusahan di hari kiamat, barang siapa memudahkan urusan (mukmin) yang sulit niscaya Alloh akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutup aib seorang muslim, maka Alloh akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Alloh akan menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya. Barang siapa menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka Alloh akan memudahkan jalan baginya menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Alloh untuk membaca Kitabulloh dan mempelajarinya bersama-sama, melainkan akan turun kepada mereka ketenteraman, rahmat Alloh akan menyelimuti mereka, dan Alloh memuji mereka di hadapan (para malaikat) yang berada di sisi-Nya. Barang siapa amalnya lambat, maka tidak akan disempurnakan oleh kemuliaan nasabnya.” (Hadits dengan redaksi seperti ini diriwayatkan oleh Muslim)
Membantu Kesulitan
Membantu saudaranya untuk terlepas dari kesulitan merupakan kebajikan yang mendatangkan pahala yang sangat besar baik di dunia maupun di akhirat. Kesulitan apapun dan bantuan dalam bentuk apapun.
Menutup Aib
Menutup aib saudaranya wajib hukumnya. Baik saudaranya banyak berdosa lebih-lebih yang taat. Membuka aib hanya boleh dilakukan oleh pihak-pihak tertentu dengan tetap memenuhi ketentuan syariat.

kenapa semua terlihat jahat

mutiara hikmah buya yahya
Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk berlapang dada. Jika kita harus marahpun tidak boleh mendendam. Inilah obat kesejukan hati, penghantar keindahan hidup dalam kebersamaan. Hati yang pendendam akan selalu tersiksa. Selama ia masih hidup bersama dengan sesamanya maka ia akan selalu menemukan kesalahan. Karena manusia adalah makhluk yang bisa bersalah.
Sahabatku, diceritakan ada seseorang yang mengeluhkan  rasa sakit di  setiap bagian tubuhnya apabila disentuh oleh jari telunjuknya. Dan Ia pun berusaha untuk  mengobati rasa sakitnya . Namun  sakit itupun tidak kunjung sembuh . Sekujur tubuhnya masih saja terasa sakit jika disentuh  oleh jari telunjuknya.
Sungguh orang tersebut tidaklah akan pernah menemukan obat jika ternyata yang di periksakan ke dokter adalah hanya bagian tubuh yang disentuh oleh jari telunjuknya saja. Sementara ia melupakan jari telunjuknya , yang justru merupakan sumber dari sakit itu sendiri.
Perumpamaan diatas adalah sebuah gambaran tentang sikap hati yang penuh dendam dan kedengkian. Ia akan sulit hidup didalam sebuah kebersamaan. Dalam pandangannya semua orang seolah-olah memusuhinya dan tidak ada yang benar. Padahal yang menjadikan orang lain menjadi tidak baik dalam pandangannya adalah karena hatinya sendiri yang telah kotor.
Hati yang akan mudah tersinggung dan mendendam. Jika ada yang berbuat salah kepadanya akan selalu di ingat dan di simpan di dalam hatinya. Bahkan untuk seseorang yang secara tidak sengaja melakukan kesalahan kepadanya, maka sudah harga mati baginya untuk dicap sebagai  penjahat .
Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk berlapang dada. Jika kita harus marahpun tidak boleh mendendam. Inilah obat kesejukan hati, penghantar keindahan hidup dalam kebersamaan. Hati yang pendendam akan selalu tersiksa. Selama ia masih hidup bersama dengan sesamanya maka ia akan selalu menemukan kesalahan. Karena manusia adalah makhluk yang bisa bersalah.
Ia adalah jari yang sakit, disaat bersentuhan dengan anggota yang sehat akan merasa sakit .Dan tidak akan bisa sembuh kecuali jari itu sendiri yang harus di obati.
Menyadari penyakit dendam didalam hatinya adalah langkah pertama menuju kesembuhan. Kemudian berlatih melihat orang lain dengan mata "husnudzon " serta melihat sisi positifnya. Dan juga menghidari membicarakan dan mendengar kejelekan orang lain .
Ada  cara yang amat penting untuk menghancurkan dendam dan kebencian ini, yaitu memberi hadiah seperti yang pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW.  Seberat apapun jika kita marah kepada seseorang atau mendendamnya  maka berusahalah untuk bisa memberi hadiah untuk mengurangi rasa sakit di dalam hati. " |Tahaadhuu tahaabbuu " salinglah engkau menberi hadiah niscaya engkau akan saling mencintai !
Cara yang lain yang juga amat penting untuk mengobati hati yang sakit ini adalah mendoakan orang yang kita dendami dengan do'a  do'a yang baik dan menghindari  mendoakannya dengan do'a yang jelek. Sebab, sungguh do'a jelek yang dipanjatkan untuk orang yang didendami tidaklah memberi arti positif bagi yang berdo'a dan yang dido'akan. Bahkan penyakit dendam akan semakin subur di hati orang yang mudah mendo'akan orang lain dengan do'a-do'a yang jelek. Jika do'a itu di kabul akan menjadikan orang yang di do'akan semakin tidak baik, dan sangat mungkin yang berdo'a ini akan menuai kejahatan baru dari orang yang di doakan. Juga disabdakan oleh Rasulullah saw bahwa do’a jelek yang dipanjatkan akan di kembalikan kepada yang mendoakan itu sendiri
Akan tetapi jika do'a baik dipanjatkan, maka di samping hati kita akan semakin bersih ternyata ada janji dari Allah SWT, bahwa Allah SWT akan terlebih dahulu memberi kepada orang yang telah mendoakan sesuai doa yang di panjatkan dibandingkan dengan yang didoakan. Subhanallah…..
Dan setelah itu, untuk mengetahui apakah masih ada dendam di dalam hati kita  atau tidak? Tengoklah ke dalam hati kita masing-maing! Setalah kita berdoa sudahkah kita bisa dengan penuh kelegaan mendoakan orang-orang yang bermasalah dengan kita dengan doa yang baik? Jika belum bisa, nyatakanlah dengan pasti bahwa hati kita masih kotor.
Wallahu a'lam bishshowab.